Suatu hari saya dan duo bocils pergi ke minimarket dekat rumah. Minimarket siang itu kosong, di dalam hanya ada satu mbak mbak yang membawa anjingnya. Jenis anjing yang kecil badannya tapi lebat bulunya. Mirip boneka deh. Lucu banget! mana warna bulunya abu. Gemas!
Karena duo bocils, terutama yang kecil, selalu suka lihat anjing dan kucing, saya otomatis langsung bilang "Eh Mas, Dek, liat ada anjing. Itu liat lucu ya" sambil menunjuk ke arah anjing tersebut.
Mengikuti arah jari saya, si sulung langsung memekik dengan girang. Dengan semangat dadah dadah sambil bilang "Hallo Anjing! hallo! Hai Anjing halooo!"
Sementara yang kecil denger masnya ribut jadi euforia juga ikutan ngoceh "Njiinngg Njiiinnggg... Bu...Njiinngg"
Dengan segala keributan itu si empunya anjing menarik anjingnya menjauh dari kami, lalu menatap saya sambil berkata "Jangan panggil anjing....guguk....panggilannya Neo atau guguk jangan anjing... " kemudian tanpa babibu si mbak melanjutkan belanjanya dengan si anjing eh guguk lucu.
Meninggalkan saya yang terbingung bingung. Entah mau ketawa atau mau kesel atau mau lempar kamus KBBI atau encyclopedia binatang. Bukan...bukan...saya nggak sebal karena tetiba "diomelin". Walaupun darah pembela kebenaran dan tidak mau disalahkan saya sangat bergejolak saat itu, tapi saya tidak cukup hati berdebat hanya untuk hal seperti anjing atau guguk. Bukan salah mbaknya juga mungkin ya kalau telinga warga Indonesia memang ada yang panas mendengar dua balita meneriaki seekor anjing dengan sebutan anjing.
Saya cuma kasihan sama Neo dan seluruh anjing di Indonesia. Saking seringnya kata - kata anjing dikonotasikan dengan hal buruk akhirnya seluruh spesies jadi kena getahnya. Harus tumpengan ganti nama jadi Guguk atau sekalian kembali ke dasar deh : Canis lupus familiaris. Nah tuh.
Karena saya tidak punya energi lebih untuk membela harkat dan martabat seekor anjing yang tidak lagi diakui sebagai anjing, maka yang saya lakukan setelahnya hanyalah bergegas mengambil dua Kinder Joy dan langsung menggiring duo bocils untuk meninggalkan supermarket dengan mbak mbak dan Canis lupus familiarisnya tersebut.
No comments:
Post a Comment