Karena cuaca cerah, kemarin saya menemani sepupu ke Stadtbibliothek Stuttgart atau dalam bahasa Indonesia Perpustakaan Kota Stuttgart. Perpustakaan ini konon katanya yang paling bagus di Stuttgart dan salah satu yang paling bagus dan lengkap di Jerman. Untuk saya yang jarang ke perpustakaan (mau bagus atau enggak), perpustakaan ini bagus. Kayak di luar negeri :D
Terletak di pusat kota Stuttgart, perpustakaan ini punya halte U-Bahn (tram) sendiri. Jembatan yang telihat di foto paling atas adalah jembatan yang menghubungkan halte U-Bahn dengan gedung perpustakaan. Entah kenapa di sekelilingnya banyak bangunan sedang dibangun. Bagian tengahnya (gambar kanan bawah), kata sepupu saya mirip penjara di film film. Ya emang mirip sih :P
Walaupun bangunannya mirip penjara, perpustakaan ini ramah. Tidak ada penjagaan ketat atau petugas petugas bermuka masam yang berdiri di pojok menjaga buku buku berdebu. Di sini bebas. Semua orang boleh datang dan pergi. Semua orang boleh masuk ke segala penjuru ruangan. Mau baca atau sekedar lihat lihat, belajar, rapat, ngaso atau apapun boleh. Asal nggak berisik macam maen petak umpet atau maen skateboard. Foto foto doang macam saya juga tidak dilarang :D
Bagian dalam perpustakaan. Kalau saya bilang sih main attraction alias bagian "wow"-nya buat mereka yang suka arsitektur. Keren? yoi! kan saya sudah bilang mirip perpustakaan luar negeri. Hihihi!
Koleksi bukunya sebagian besar ada dalam bahasa Jerman (ya iyalah). Buku dalam bahasa asing (nggak cuma Inggris doang) juga lumayan banyak. Tapi paling mending kalau bisa bahasa Jerman sih karena jauh lebih banyak buku menarik yang bisa dibaca.
Asyiknya tidak cuma buku buku "serius" yang ada di perpustakaan ini. Komik juga ada. Roman roman picisan semacam Harlequin juga ada (halah). Intinya di perpustakaan ini, semua orang, dari anak anak sampai nenek nenek, orang asli Jerman atau bukan, serius atau tidak serius, semua bisa menemukan buku untuk dibaca.
Menurut saya hal ini adalah konsep yang menarik (dan sering dilupakan) oleh sebuah perpustakaan.
Seperti kebanyakan fasilitas publik di Jerman, dengan masyarakat yang dianggap dewasa, yang dipentingkan adalah integritas, tanggung jawab dan kemandirian penggunanya. Tidak akan ada yang mengingatkan, memarahi, atau mengurusi orang lain.
Di perpustakaan ini juga begitu, pinjam buku urus sendiri. Mengembalikan buku urus sendiri. Cari buku apalagi, urus sendiri. Makanya di Jerman banyak pengangguran, pekerja tidak banyak dibutuhkan. Lihat saja, bahkan buku buku perpustakaannya bisa kembali ketempatnya sendiri :D
Terakhir, kalau buku-bukunya romantis macam begini, siapa sih yang menolak untuk datang? :)))
huwoooooooowwwwwwwwwwwwwwwwwwwww....
ReplyDeleteperpusnya bikin gw dagdigdug jatuh hati.. :D
@mona oh iya, gw lupa ngetag elo :P
ReplyDeleteIya keren perpusnya, sayang gw nggak (belum) bisa baca koleksinya.
ya ampun perpusnya....
ReplyDelete*puyeng liat bukunya...
kabooorrr....