Suatu hari, seperti biasa saya sedang
duduk di pojok angkot ketika sepasang sejoli naik. Kita panggil saja mereka
Muda untuk si pria dan Mudi untuk si wanita. Kenapa saya tau mereka sejoli?
karena Muda naik dengan membawa tas tangan yang kemungkinan besar milik Mudi.
Diperlukan cinta yang mendalam untuk seorang pria membawakan tas tangan seorang
wanita di tempat umum. Oke mungkin saya berlebihan. Tapi mereka berpasangan.
Tidak ada keraguan mengenai hal tersebut.
Anyywayy.
Si Muda duduk disamping saya sementara
Mudi duduk di depan saya. Semenjak Muda duduk perasaan saya jadi tidak enak.
Muda berbau kurang sedap. Jenis bau yang paling tidak bisa saya tahan. Bau
ketiak bercampur parfum.
Oke, sebelum ada yang menuduh saya kurang
toleran terhadap bau badan orang. Perlu saya jelaskan, saya tidak mengharapkan
semua orang di dunia wangi, karena saya juga tidak wangi. Tapi paling tidak
saya berusaha menjaga supaya bau badan saya tidak mengganggu keselamatan orang
banyak. Asem asem bau keringat bolehlah. Kalau di Gym juga isinya orang orang
berbau keringat. Tapi bau ketek yang dicoba samarkan dengan parfum? Haduh!
Oke kita kembali ke Muda dan Mudi. Sedetik
setelah mencium bau yang aduhai, saya langsung merasa pusing. Panas terik siang
hari dan jendela angkot yang tidak bisa dibuka menambah penderitaan saya.
Alhasil saya tanpa sadar membuat gerakan menutup hidung yang saya samarkan
sebagai usap usap hidung karena pilek. Tapi sekeras apapun usaha saya, bau
badan Muda masih berhasil menyusup lewat rongga hidung hingga ke kepala.
Membuat kening saya terasa pening.
Intermezo - Dan saat itulah saya tahu fungsi
Pocketbac Anti Bacterial Hand Gel yang beberapa waktu lalu diberikan oleh nenek
saya. Selain sebagai hiasan tas a la anak SMA serta membunuh bakteri di tangan,
gel dalam Pocketbac juga bisa digunakan untuk menutupi aroma kurang
menyenangkan. Usapkan sedikit di tangan gosok gosok dan hirup perlahan lahan.
Voila. Udara jadi agak segeran.
Semenjak saya mulai mengusap usap hidung,
Muda bergerak gerak gelisah di samping saya. Kelakuan saya memang tidak
menyembunyikan bahwa ada sesuatu yang mengganggu dan saya jelas jelas menunjuk
dia sebagai sumber gangguan tersebut. Sayangnya saat itu angkot sedang penuh
penuhnya sehingga Muda tidak bisa pindah tempat duduk. Jadilah kami berdua
duduk diam dengan gelisah.
Well, saya akui kelakuan saya bisa membuat
orang lain tersinggung. Mudi yang duduk di depan saya jelas merasa tersinggung.
Jelas dia tidak menyetujui tindakan saya yang terang terangan menyatakan “Buset
dah! cowok lo bau amat!”. Sepanjang perjalanan pandangannya tajam menusuk saya.
Matanya tak hentinya mengikuti gerakan tangan saya dan semakin menyipit marah
kala saya mengoleskan anti bacterial gel ke tangan saya.
Beberapa saat kemudian penumpang disamping
Mudi turun dan Mudi langsung meminta Muda duduk disebelahnya. Muda menurut.
Ketika kekasihnya sudah duduk dengan nyaman disampingnya Mudi langsung memeluk
lengannya dengan mesra (lengan Muda maksudnya bukan lengannya sendiri). Masih
menatap saya tajam Mudi berkata keras cukup sampai terdengar oleh saya : “Nggak
peduli apa, Neng tetep sayang sama aa’!” Kemudian mereka berdua berpandangan
dengan penuh cinta.
Saya tidak tahu harus berkata apa.
Ibu-ibu yang sekarang duduk di sebelah
Muda, menghela napas lega ketika akhirnya berhasil membuka jendela.
hahaha, masa sih se-BB itu. btw, kalau di Papua, kelakukan ente itu bisa membuat nyawa terancam. true story.
ReplyDeleteBok! BB sih nggak papa, tapi kalau tambah parfum itu loh! Harusnya jadi pengetahuan umum BB + Parfum = Big No No. O_o
ReplyDelete