Kemarin salah satu bibi
yang kerja di rumah mertua menikahkan anaknya. Setelah pesta besoknya bibi
menitipkan uang hasil sumbangan tamu ke rumah mertua. Karena kata bibi di
rumahnya nggak aman.
Bibi bilang mau nitip
Rp. 5.000.000,-.
Karena ibu mertua lagi
keluar kota, dikasihnya itu uang ke ayah mertua. Dalam keresek. Hitam.
Sudah dibundel bundelin jadi 5 bundelan yang nggak karuan.
Maksudnya nggak karuan,
dalam satu bundel uangnya tercampur campur. Berbagai macam lembar bersatu padu
di tiap bundel.
Tanpa ba bi bu atau
ngitung dulu, ayah langsung nyimpen itu uang di lemari kamar.
Besoknya, Ibu mertua
datang dari luar kota. Karena orangnya perfeksionis, lihat lembaran-lembaran
uang nggak karu karuan di keresek jadi sebel.
Diambilnya uang itu,
dirapih rapihin. Disatu satuin pernilai lembar. Pas dihitung ternyata uangnya
cuma ada Rp.4.500.000.-.
Besoknya Ibu mertua
panggil bibi.
Ibu : “Lih, itu uangnya cuma ada empat juta lima ratus rebu, yakin
kamu nggak salah itung?”
Bibi : “Engga bu, orang saya ngitungnya udah bertiga. Berkali kali
pulak.”
Ibu : “Tapi nyatanya itu uang kurang lima ratus ribu. Nggak mungkin
kan bapak atau ibu yang ambil.”
Bibi : “Hmmm..”
...
...
...
Bibi : “Wah ini pasti kerjaan tuyul Bu. Memang, ada yang melihara
tuyul deket rumah saya. Pasti malam habis pesta kemarin tuyulnya datang ke
rumah saya.”
Ibu : ...
Bibi : “Padahal uangnya udah saya simpen di keresek hitam. Dikasih
tulisan ayat kursi. Katanya begitu aman dari tuyul”
Ibu : ...
Bibi : “Saya pinjam uangnya dulu Bu”
Ibu : “Buat?”
Bibi : “Mau disimpen dalam Alquran. Tuyulnya udah makin sakti. Nggak
mempan kalau ayat kursi aja. Jadi biar aman harus disimpen dalam Alquran. Ntar
kalau udah dititp lagi ke Ibu”
Ibu : ...
...
...
Bibi yang udah tinggal puluhan
tahun di kota aja masih percaya mitos. Gimana yang tinggal di desa ya O_o
No comments:
Post a Comment