Kata Oom saya yang
berkecimpung di dunia politik, jadi orang, terutama orang yang sudah diberi kesempatan mengenyam pendidikan
tinggi dan memiliki wawasan yang luas, tidak boleh cuek sama politik.
Tidak boleh buta.
Tidak boleh tidak peduli.
Kenapa?
Karena hukum, peraturan, dan
kebijakan dibuat oleh orang-orang yang dipilih dengan cara politik.
Jangan sampai menjadi orang
yang buta saat memilih. Sehingga asal saja menggunakan suara untuk memilih
seseorang (calon pembuat hukum) tanpa mengenal dan mengetahui “hatinya”.
Saat kebanyakan orang Indonesia
memilih untuk menjadi buta, janganlah heran kalau nantinya muncul peraturan atau
hukum yang ajaib. Kitalah yang, sadar
atau tak sadar, telah membiarkan orang-orang dengan pikiran ajaib tersebut terpilih.
“Menurut kamu, kenapa
korupsi tidak bisa dibasmi?” Tanya Oom saya. “Sederhana saja, karena pembuat
hukum yang terhormat tidak menginginkannya.” Jawab beliau kemudian.
“Kita memilih orang-orang
yang tidak ingin korupsi dibasmi. Jadi jangan terlalu heran kalau sekarang
korupsi tidak bisa dibasmi”
“Saat kamu dan teman-temanmu
yang pintar-pintar bersikap tidak peduli, tersisalah orang-orang lain yang tidak cukup pintar untuk memilih. Orang orang yang dengan gembira memilih dengan imbalan dan janji a la kadarnya.
Dan ketika hukum sudah
berlaku dan negara sudah kehilangan arah, baru kalian akan menyadari bahwa semuanya sudah terlambat.”
Di televisi ada tayangan
dimana orang-orang bernyanyi dengan gembira bersama salah satu tokoh yang
berniat menjadi orang nomor satu di negeri ini.
“Kedatangan mu kutunggu” Dendang
beliau. Kemudian tepuk tangan penontonpun
membahana.
“Bagaimana? Masih mau tidak
peduli?” Tanya Oom setelah beberapa saat mengamati tayangan tersebut.
Sayapun menggeleng cepat.
No comments:
Post a Comment